Monday, December 6, 2010

Liontin Budha Dipercaya Bisa datangkan Berkah (heemmmmmmm)


  • Toko Buddha Image, di Mal Mega Pluit Jakarta Utara menjual benda-benda berupa bentuk budha dan dewa. Uniknya, benda-benda itu dijual sebagai benda "berisi". Karena berfungsi untuk keselamatan, kesehatan, dan mendatangkan rezeki. Dengan begitu hampir semua benda untuk dipakai sebagai liontin. Sedangkan sebagian kecil yang bentuknya berukuran besar untuk sembahyang di rumah.

  • Paling tidak hal itu diakui oleh Rudi (23) di toko itu, saat ditemui beberap waktu lalu. Menurut dia, semua benda itu diimpor dari negara Thailand. Tapi dia buru-buru menolak bahwa semua produknya bisa dikategorikan sebagai jimat. Melainkan lebih tepat disebut barang koleksian. Meskipun negara Thailand sendiri sudah bukan rahasia umum, diketahui sebagai negara yang kental dunia mistik. "Soalnya kata jimat kok terdengar seram, ya?," katanya sambil menerangkan kalau pun benda-benda itu mengandung nilai keberkahan, Rudi mengaku karena semua benda itu memang sudah diisi mantra-mantra oleh Bikku.
    Sedangkan belinya saja, kata dia, di vihara-vihara tempat para Bikku memproduksi masing-masing benda. Jadi, satu vihara dan tidak dijual bebas. Para Bikku pun memproduksinya tidak banyak. Paling hanya dalam jumlah ratusan. Setelah itu mesin cetaknya dihancurkan. Tapi memproduksi dalam bentuk dan dari bahan lainnya lagi.
    "Maka itu, kalau ada turis dari Indonesia-nya misalnya mau membeli yang murah di emperan toko atau di pinggir jalan, memang ada juga dengan harga murah. Tapi sebatas benda-benda biasa. Tidak bertuah apa-apa. Jadi berisi atau tidak sangat bergantung pada Bikku dan vihara," jelas Rudi yang hanya setiap Sabtu - Minggu membantu jualan.
    Toko yang sama, sambung dia, hanya ada satu di Indonesia, begitu pula di Singapura, Malaysia, dan sejumlah negara lain. Karenanya, harga bergantung pada fluktuasi dollar. Disamping itu mengikuti perkembangan harga yang ditentukan oleh masing-masing produsen. Soalnya ada juga, kata dia, kalau memproduksi cuma sedikit dan tidak mengalami cetak ulang, maka harga bakal naik.
    Disamping itu ada juga disengaja oleh Bikku disimpan lama dalam proses isi mantra sehingga jadi benda kuno. Dengan demikian khasiat atau tuahnya semakin tinggi dan harganya pun ikut tinggi. Secara kualitas eksistensi pun, Rudi sangat menggantung pada Bikku dan viharanya. Semakin terkenal, maka harganya akan mahal. Sedangkan ukuran terkenal kata dia dari hasil benda itu terhadap pemiliknya.
    Bahan-bahan benda bertuah itu, kata dia, terdiri dari kuningan, tembaga, dan sebagian dari abu hio. Khusus jenis benda bernama Som Det. Kemudian semuanya dilapisi emas biasa dan emas putih. Baru diisi mantra oleh Bikku yang bukan sembarangan. Artinya, Bikku sudah melakukan tapa bertahan-tahan dan dipercaya punya kekuatan mistik tinggi. Umpamanya bisa melihat bentuk bayangan gaib di belakang dewa yang sedang bertapa. Bayangan yang trend disebut aura konon dipercaya mempunyai kekuatan gaib yang bisa mendatang bermacam keberkahan bagi yang melukis maupun mengukirnya menjadi satu benda. Contohnya, kata Rudi benda liontin.
    Dikatakan Rudi, tidak semua benda mempunyai tuah yang sama. Maka itu, secara langsung nama pada benda jadi nama yang fungsi tuahnya. Budha Khun Phen, bisa dijadikan contoh, mempunyai fungsi untuk mendatang rezeki bagi pemakainya. Budha Cinara membawa keselamatan, Som Det untuk pegangan usaha, dan Dewa Pa Kling untuk kesehatan. Sebenarnya dewa-dewa yang dianggap sakti, menurut Rudi sudah dalam tarap Budha, seperti Dewa anak Kecil alias Khu Man Hong.
    Semua nama itu, kata Rudi tentu saja dari bahasa Thailand. Ada juga bentuk koin-koin dengan gambar sejumlah Bikku, dipercaya untuk jaga keselamatan. Selain untuk liontin, bisa juga dipakai seperti pulpen yang dijepit di bibir kantung baju.
    Meskipun unik dan bertuah, Rudi mengatakan usaha tersebut masih kurang pengunjung. Karena benda-benda dari Thailand memang kurang dikenal. Termasuk aliran kisah daripada nama dewa dan Budha masih terjadi 2 versi aliran.
    Antara Taiwan dan India. Thailand sendiri lebih dekat kepada aliran India. Rudi memberi istilah dalam membaca peta sebagai aliran jalur bawah. Seperti Dewa Ganesha atau Dewa Gajah, Dewa Hanoman, Dewa 4 Muka alias She Mien Fuo, Dewa Ham Gwat atau pemanggil rezeki, dan banyak lagi. Semua dewa itu hanya berlaku dan ada di Thailand. Sedangkan di Indonesia dominan terhadap aliran Taiwan.
    Toko yang sudah buka hampir 2 tahun, omset belum bisa dihitung secara per -bulan. Soalnya kalau mengimpor menunggu barang habis. Sedangkan habisnya bisa saja 2-3 bulan.
    Dalam membeli mana yang bagus untuk seseorang, kata dia, tergantung jodoh-jodohan. Jadi tidak bisa ditentukan bahwa harga yang mahal akan mempunyai tuah yang bagus. Maka itu, pembeli datang ke toko dulu, baru melihat-lihat mana yang memanggil batinnya. Kalau ketemu pun, belum tentu setelah dibeli akan cocok. Karenanya bisa saja pembeli jadi berlangganan dengan membeli banyak macam liontin.
    Syaratnya, kata Rudi Cuma tidak boleh dibawa ke Rumah Sakit bersalin. Karena dipercaya semua dewa maupun Budha tidak suka dengan bau amis darah. Manfaat lain, ternya menurut pengalaman pembeli, waktu dibawa ke tempat maksiat hatinya bisa berubah batal. Dengan begitu penangkal tolak bala, membawa berkah, dan mendorong manusia untuk menghindari perbuatan maksiat. (ais/*)(dani)
    ◄ Newer Post Older Post ►
     

    Copyright 2011 Kisah dunia