"Sultan itu selalu laki-laki sejak zaman Panembahan Senopati," ujar Pengageng Pepas Dwara Pura (Humas) Keraton Ngayogyakarta KRT H Jatiningrat, dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (15/12/2010).
Jika nanti Sultan HB X berniat lengser, maka salah satu dari 10 adik-adiknyalah yang akan menggantikannya. Namun sejauh ini belum ada kebijakan apa pun yang diambil dan diperbincangkan di dalam lingkup internal Keraton. Sebab Sultan HB X masih mampu untuk tetap duduk di kursi Sultan.
Sultan HB XI kelak, sebagaimana mekanisme yang sudah ada dan berlanjut di Keraton, dipilih melaui rembuk Istana. Adik Sultan HB X tertua yakni, Gusti Hadiwinoto, tidak serta merta menggantikan posisi kakaknya jika HB X lengser. Bisa saja adik tertua menjadi Sultan, asalkan hal itu menjadi keputusan bersama keluarga Keraton.
"Menurut kepercayaan Keraton dan Jawa, seseorang menujadi Sultan jika ada pulung atau nasibnya. Dan kalau sudah kepercayaan, maka kembali kepada Allah," imbuh Jatiningrat.
Menurut dia, HB IX juga bukan putera pertama, melainkan putera nomor 14. Meski begitu, HB IX adalah anak dari permaisuri putera mahkota. Dari sini menunjukkan, anak laki-laki pertama belum tentu menjadi Sultan.
HB IX memiliki istri 5 yakni KRA Pintakapurnama, KRA Widyaningrum, KRA Astungkara, KRA Ciptamurti dan KRA Nindakirana. Jika semua putra hidup, HB IX memiliki 15 putera. Karena ada beberapa yang meninggal, tinggallah 11 pangeran. BRM Arjuna Darpita yang merupakan buah penikahan HB IX dengan KRA Widyaningrum-lah yang kini duduk di singgasana Kesultanan Yogya dan dikenal sebagai HB X.
Dalam gelar yang diberikan untuk setiap sultan yakni Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah, tersirat makna bahwa seorang pemimpin adalah laki-laki. Pun demikian dengan pemimpin di lingkungan Kesultanan Yogyakarta.
Dari pernikahan Sultan HB X dengan GKR Hemas, lahirlah 5 puteri. Tahta pun tidak bisa diberikan kepada puteri atau pun menantunya. Yang berhak menduduki tahta selanjutnya adalah salah satu dari adik Sultan.
"Kalau ada wacana puteri menjadi sultan, mungkin itu pendapat orang per orang bukan lembaga. Setahu saya Sultan secara formal tidak pernah mengungkapkan demikian," sambung pemilik nama kecil Tirun Marwito ini.
Jatiningrat mengungkapkan, Keraton sangat terbuka pada publik dalam memberikan informasi. Selama ini, para turis yang berwisata ke Keraton hanya mendapat info tentang bangunan saja. "Jika masyarakat luas ingin mengetahui tentang informasi Keraton yang lebih khusus, silakan untuk menghubungi Pengageng Panitero Puro Keraton Ngayogyakarto, Gusti Joyokusumo," sarannya.
(vit/nrl)